Senin, 23 Januari 2012

Meredam Hati dalam Hujan


Melabuhkan hujan kedalam hati,
Melelehkan hamparan air bening
Meredamkan nuansa penuh tabir
Dan melibaskannya kedalam naungan luka.
Sedalam redaman yang merilis pekat,
Kuantar hatimu menatap dengan kesungguhan,
Betapa luka ini begitu hitam!
Betapa tabir ini begitu kelam!
Meredam hati dalam hujan….
Basahpun mengguyuri tubuh
Lukapun menghujam hati
Diantara pilihan sulit
Antara hati dan hujan….
Masihkah kau jaga hatiku???

AKU PERCAYAAAAAAA....


Hujan kali ini benar-benar menghujamkan air
Penuh kiasan terpapar lewat curahnya
Sementara sepi tetap saja mengulum hati
Dan aku coba menjerit meski hanya didalam hati.
Jauhmu tiada pernah kuharapkan
Namun aku percaya akan semua ungkapmu
Aku percaya kamu…
Sekalipun harus dibebani gelisah!
Sementara angin mulai menderu tajam
Hendak bertutur tentang indahnya alam
Disini, aku tetap termenung dalam hati
Aku selalu percaya….
Seperti datangnya hujan dan angin,
Yang setiap waktu selalu mengiring hidup…
Aku percaya hadirmu kan kembali dekat
Aku selalu percaya…..

Saat Gelap Menerpa..


Malam menggeliat dalam gundah
Sepi mulai meracuni suasana hati
Gelap merambah seluruh tubuh
Wajahmupun mulai mengitari hati dan fikiranku.
Kasihku..
Adalah kau dengar seruan hatiku malam ini
Yang berteriak lirih memanggil namamu
Disertai letupan airmata membasahi kedua pipi..
Gelap menjadi saksi abadi
Dimana haluan hati kita begitu tersiksa rindu
Dimana kesabaran mencoba memunguti nyata
Semoga kau tahu, betapa kumerindumu..
Saat gelap menerpa
Aku mulai menyumbui bayangmu
Aku mulai melucuti hatimu
Aku mulai tersadar akan jauhmu…
(Biarlah kutetap setia pada janji hatiku)

Keputusan Terindah….


Merangkai langit di malam hari
Saat gelap meluruhkan sinar sang mentari
Saat sunyi meludahi keramaian
Saat dimana lukisan hati kembali menari…
Ketika hampir sebulan, kau lumat hatiku
Ketika hampir sebulan, kau tusuk fikiranku
Keputusan terindahpun melabuhi malamku
Kau ternyata cuma pecundang!
Maaf… Aku memang salah dalam permainan ini
Aku mengharap cintamu, ketulusanmu, keiklasanmu
Kamu mengharap tubuhku, lumatanku, desahanku!
Dan kini kamu lepas semua tanpa keputusan!
Sesungguhnya keputusan terindah akan terukir
Pada sayatan luka diatas luka hatiku
Aku iklaskan kepergianmu dengan senyumku
Semoga kebahagiaan mengantar hidup barumu…

Tentangmu…….


Meniti malam dalam kesendirian
Menapaki bekas jejak-jejak perjalanan kita
Menghempaskan sejuta luka dalam benakku
Mengusutkan benang cinta yang telah kusut….
Aku memang terbiasa diam dalam diamku
Aku juga terbiasa menangis dalam tangisku
Aku selalu melukai dalam lukaku
Aku sertakan kebodohan dalam bodohku!
Hilangmu menyadarkan bentuk imajinasi
Bahwa kamu tidaklah seperti yang kuduga
Kamu sama dengan kenangan-kenangan buruk
Kini aku berpijak pada luka diatas luka…
Selamat!
Kamu sudah berhasil memainkan sandiwara itu!
Keputusan Terindah….

HILANG MUUUUUU


Aku membias dalam keramaian
Bayangmu meludahi kesedihan hati
Dan aku terjatuh dalam kesalahan rasa
Membuat segalanya dipenuhi tanda tanya!
Jika aku tidak lagi menyinggahi hatimu
Jika aku bukan sebagai impian indahmu
Jika aku bukan pilihan terbaikmu
Mengapa kamu menghilang?


Separah inikah kamu hancurkan rasaku?
Bagaimana bisa semua hilang dalam sekejab?
Kenapa tidak kau hunus saja aku dengan pisaumu?!
Atau kau berkehendak melihatku MATI!!!

Selembar Hati Yang Terkikis….


Menuai rindu dalam batas angan
Disaat jarak merentangkan pertemuan
Dan kita sama-sama menghitung hari demi hari
Agar menjadikan waktu sesempit mungkin….

Sementara lembaran hati mulai mengikis kenangan
Sautan angin menghempaskan rindu ini
Dimana kita benar-benar terbius jarak
Dimana kita sama-sama tersiksa gelora…

Bercumbulah kita dengan hayalan indah
Menanti diujung hati, saat ukiran pertemuan melingkup
Disertai gemuruh rindu dalam gelisah
Kunanti kau dikikisan pelabuhan hati….